![]() |
| Para Pelajar yang masih berseragam merah putih ini, bertahun sudah menantang maut melintasi jembatan darurat demi menuntut ilmu pengetahuan, meski di tingkat SD. TRACKNEWS – ARIEF HEMY SPd |
Liputan : Arief Helmy SPd
SINGKIL – TRACKNEWS : Sungguh sangat berbahaya tindakan yang dilakukan, para siswa – siswi Sekolah Dasar Negeri di Desa Kampong Baru Kecamatan Singkil Utara Aceh Singkil. Setiap hari mereka menuju sekolahnya, terpaksa melewati jembatan yang setiap sa’at mengintai maut. Penyebabnya sebatang kayu sepanjang 20 meter, yang dilalui para siswa sebagai jembatan menyeberangi Sungai Singkil menuju sekolah tersebut, seyogianya kini mulai lapuk.
Berbagai informasi yang dihimpun Tracknews Today, sekalipun perasaan cemas menghantui para orang tua terhadap putra – putri mereka sa’at berangkat menuju sekolah tersebut di atas. Layaknya para orang tua di sana memilih pasrah dan terpaksa, melepas putra - putri mereka melewati jembatan berbahaya itu demi menuntut ilmu di bangku sekolah.
Tak jarang di antara putra maupun putri mereka yang terpeleset, akhirnya terjun bebas ke permukaan sungai. Sehingga siswa tersebut harus pulang ke rumah, akibat seragam merah putih yang dipakai menuju sekolah basah kuyup.
Diperoleh keterangan, batang kayu yang dimanfaatkan siswa - siswi untuk menyeberangi Sungai Singkil itu. Sebelumnya merupakan sisa bahan jembatan eks PT Gruti (Persero), yang tertinggal dan masih melintang di atas permukaan muara Sungai Singkil.
Ironisnya meskipun kondisi jembatan kayu tersebut sudah mulai lapuk, ternyata para pelajar maupun masyarakat setempat masih nekad memanfaatkannya sebagai sarana penyeberangan, dari Desa Kampong Baru menuju Bandara Syekh Hamzah Fansyuri dan sebaliknya. “Dari pada mutar jauh, ya lebih baik dari sungai saja”. Ujar beberapa siswa siswi, sa’at berpapasan dengan Tracknews Today , Sabtu (28/11).
Di tempat terpisah, Purnama Hayati salah seorang guru bertugas di SD Negeri Kampong Baru, turut menyampaikan keprihatinannya terhadap beberapa siswa – siswi yang setiap hari melintasi jembatan darurat tersebut.
Purnama Hayati berharap, seiring memperingati hari guru ke 70 tahun ini. Pemerintah di Kabupaten Singkil, agar segera membangun jembatan yang permanen. Sebelum jembatan darurat tersebut, merenggut nyawa anak didiknya tutur Purnama Hayati, yang juga mengaku putra daerah Desa Kampong Baru.
Sementara Marijan warga setempat, menyikapi pertanyaan reporter Tracknews Today menjelaskan sebagai berikut. Kata Marijan, jembatan itu sudah rusak bertahun – tahun dan masyarakat sudah menyampaikan keluhan dimaksud, kepada Bupati Aceh Singkil. Dengan catatan, agar Bupati Aceh Singkil segera membangun jembatan yang kokoh.
Mengingat jembatan yang tidak layak dilalui itu, sudah tiga kali mencelakan anak-anak. Beruntung masih ada di antara teman seperjalanannya melihat , sehingga yang terjatuh dapat diselamatkan. Marijan mohon kepada Pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil, mampu menyisihkan kepeduliannya membangun jembatan yang permanen. Demi kenyamanan anak anak menuju tempat mereka bersekolah, ucap Marjan mengakhiri.
Editing : Syofian HSy

EmoticonEmoticon